Senin, 24 Juni 2013

Strategi Pembelajaran


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh persepsi seseorang dalam memahami situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar. Kami akan membahas tentang Psikologi Kognitif.  Dalam Psikologi kognitif terdapat beberapa teori belajar kognitif. Teori  belajar kognitif  merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur sehingga keterlibatan peserta didik yang aktif sangat dipentingkan dalam proses belajar.
Mengingat pentingnya tujuan belajar dalam suatu proses pembelajaran, maka pendidik harus mampu memilih dan menentukan teori yang tepat untuk untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Teori yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam berpikir dan pengembangan kreatifitas. Teori kognitif dirancang agar dapat mengimbangkan daya berpikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa saja komponen konsep dasar belajar menurut psikologi kognitif?
2.      Apa saja bentuk model pemrosesan informasi?
3.      Apa Hubungan antara otak dan pikiran, apa itu lateralisasi, pattren matchinng, dan  basic biologis dari belajar?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui komponen konsep dasar belajar menurut psikologi kognitif.
2.      Mengetahuimodel pemrosesan informasi.
3.      Mengetahui hubungan antara otak dan pikiran, apa itu lateralisasi, pattren matchinng.






BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Belajar Menurut Psikologi Kognitif
a. Schema( Schemata)
Menurut saya Schema adalah kerangka pengeahuan dari suatu kejadian yang diklaborasikan dengan pengalaman yang terjadi sehingga terbentuklah suatu data.
Phye dan Andre (Elliott, dkk; 2000) memberi penngertian schemata(bentuk jamak dari schema) sebagai kerangka mental pengetahuan terorganisir mengenai kejadian, situasi atau objek yang mengubah data yang masuk sehingga data itu cocok dengan pengalaman persepsi orang itu[1].
b. Pendekatan Utama Belajar dengan Orientasi Psikologi Kognitif
1.      Belajar Reseptif
Belajar Reseptif adalah siswa mendengar, memperhatikan, mengamati dan mengkaji. Jadi belajar reseptif adalah usaha untuk menerima informasi, mengelolah informasi dengan mengkaji informasi ang disampaikan atau informasi yang diterima.
2.      Belajar Penemuan
Belajar Penemuan adalah cara belajar siswa dengan mengetahui materi pelajaran dengan menemukan sesuatu yang dipelajari dengan dasar materiyang ada. Jadi siswa dapat mengetahui materi dengan mengembagkan daya pikirnya(psikologi kognitifnya)
3.      Belajar Hafalan
Belajar Hafalan adalah belajar dengan cara menghafal tanpa mengerti makna yang terkandung di dalamnya.
4.      Belajar Penuh Arti
Belajar Penuh Arti adalah belajar dengan menemukan arti baru dalam belajarnya. Peemerolehan arti baru menjadi legkap jika siswa mnggabungkan arti baru dengan skema yang dimiliki. Jadi Belajar Penuh arti ada hubungannya dengan Schema.
c. Kontruktivism
Kontruktivism adalah pendekatan belajar yang tumbuh dari pengetahuannya sendiri yang diperoleh dari pengalamannya sendiri.



2.2 Model Pemrosesan Informasi
a. Sensory Register
“Sensory Register adalah komponen pertama dari system ingatan dimana informasi yang masuk bertemu. Sensory register menerima banyak sekali informasi dari panca indera dan menahannya dalam waktu sangat singkat tidak lebih dari dua detik[2]”.
b. Ingatan Jangka Pendek
Ingatan Jangka Pendek adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya   informasi yang disimpan dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Jangka waktu ingatan sangat singkat dan akan cepat hilang jika memikirkan hal lain.
c. Ingatan Jangka Panjang
“Ingatan Jangka Panjang adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif panjang(permanen). Menurut Tulving (Slavin, 1994) Ingatan jangka panjang dibagi dalan 3 bagian yaitu : Ingatan Episodic, Ingatan Semantic, dan Ingatan Procedural”.
a.       Ingatan Episodic adalah ingatan kita tentang pengalaman pribadi yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Informasi tentang ingatan episodic ini tersimpan dalam bentuk images yang terorganisir berdasarkan kapan dan dimana kejadian itu terjadi. Misalnya : ingatan tentang makan malam dengan pacar kemarin di rumah makan pinggir kota Makasar.
b.      Ingatan Semantic adalah ingatan yang berisi fakta dan generalisasi yang kita tahu, konsep, prinsip, atau aturan-aturan dan bagaimana menggunakannya, keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar. Apa yang dipelajari di kelas disimpan dalam ingatan semantic ini. Informasi di dalam ingatan semantic diorganisir dalam bentuk rangkaian hubungan dari ide – ide.
c.       Ingatan Procedural adalah kemampuan untuk mengingat tentang bagaimana melakukan sesuatu terutama tugas fisik. Tipe ingatan ini tersimpan dalam seri pasangan stimulus respon. Contoh : jika anda naik sepeda dan sepeda anda miring ke keri (stimulus) maka anda segera menyeimbangkan diri ke kanan (respon)[3].
d.      Ingat atau Lupa
1.      Lupa
Lupa terjadi karena proses mengingat dalam waktu jangka pendek sehingga menyebabkan informasi yang diterima di syaraf otak cepat hilang. Slavin (1994) mengemukakan bahwa lupa disebabkan oleh turut campurnya informasi oleh informasi lain sehingga bercampur atau menyisihkan informasi itu[4].
2.      Ingat
Ingat termasuk dalam kategori Ingatan jangka panjang, sehingga ingat dapat diartikan informasi yang diperoleh dapat bertahan dalam waktu jangka panjang dengan cara mngulang informasi yang telah di terima tadi.

2.3  Hubungan antara Otak dan Pikiran, Lateralisasi, Pattren matchinng.
a. Hubungan antara otak dan pikiran
Otak merupakan serangkaian system yang bekerja berdasarkan fungsinya.                       Sedangkan Pikiran itu bekerja atau dimulai jika seseorang mempunyai minat untuk melaksanakannya.
b. Lateralisasi
Lateralisasi adalah system pengontrolan oleh otak yang sifatnya menyamping. Otak kanan mengontrol gerakan tubuh sebelah kiri dan sebaliknya otak kiri mengontrol gerakan tubuh sebelah kanan. Dulu orang percaya bahwa belahan otak kiri yaitu pusat kontrol bahasa sebagai yang dominan, tetapi sekarang ahli psikologi menganggap  lebih penting belahan otak kanan sebagai pengontrol kegiatan penglihatan dan ruang[5].
c. Pencocokan Pola (Pattern Matching)
Otak megoprasikan kerjanya dengan menggunakan pola-pola. Hart (Elliot, dkk. 2000) menyatakan bahwa otak mendeteksi, membentuk, dan mengolaborasi pola-pola sebagai suatu fungsi dasar, built-in, dan natural[6].








BAB.3 PENTUP
3.1  Kesimpulan
Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan Psikologi Kognitif adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental baik normal atau abnormal yang berkaitan dengan kinerja otak dan pikiran.


[1] Phye dan Andre (Elliott, Soli Abimanyu). 2000.  Strategi Pembelajaran. Boston: The Macrow hal : 13
[2] Morris dalam Slavin. 1994.  Strategi Pembelajaran. Boston: The Macrow hal : 22
[3] Tulving dalam Slavin. 1994. Educational Psychology Theory and Practice. Boston: The Macrow hal: 33
[4] Ibid. hal : 3
[5] Elliott dalam Soli Abimanyu. 2000.  Strategi Pembelajaran. Boston: The Macrow hal : 9
[6] Hart dalam Elliot. 2000. Strategi Pembelajaran. Boston: The Macrow hal : 18


Tidak ada komentar:

Posting Komentar