BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kualitas
pendidikan sangat ditentukan oleh persepsi seseorang dalam memahami situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajar. Kami akan membahas tentang Psikologi
Kognitif. Dalam Psikologi kognitif terdapat
beberapa teori belajar kognitif. Teori belajar kognitif merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang
dapat diamati dan dapat diukur sehingga keterlibatan peserta didik yang aktif
sangat dipentingkan dalam proses belajar.
Mengingat
pentingnya tujuan belajar dalam suatu proses pembelajaran, maka pendidik harus
mampu memilih dan menentukan teori yang tepat untuk untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Teori yang dipilih harus sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik dalam berpikir dan pengembangan kreatifitas.
Teori kognitif dirancang agar dapat mengimbangkan daya berpikir atau kekuatan
mental anak yang berbeda usia.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja komponen konsep dasar belajar menurut psikologi
kognitif?
2.
Apa saja bentuk model pemrosesan informasi?
3.
Apa Hubungan antara otak dan pikiran, apa itu lateralisasi,
pattren matchinng, dan basic biologis
dari belajar?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui komponen konsep dasar belajar menurut psikologi
kognitif.
2.
Mengetahuimodel pemrosesan informasi.
3.
Mengetahui hubungan antara otak dan pikiran, apa itu lateralisasi,
pattren matchinng.
BAB
2. PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar Belajar Menurut Psikologi Kognitif
a. Schema( Schemata)
Menurut
saya Schema adalah kerangka pengeahuan dari suatu kejadian yang diklaborasikan
dengan pengalaman yang terjadi sehingga terbentuklah suatu data.
Phye
dan Andre (Elliott, dkk; 2000) memberi penngertian schemata(bentuk jamak dari
schema) sebagai kerangka mental pengetahuan terorganisir mengenai kejadian,
situasi atau objek yang mengubah data yang masuk sehingga data itu cocok dengan
pengalaman persepsi orang itu[1].
b. Pendekatan Utama
Belajar dengan Orientasi Psikologi Kognitif
1. Belajar
Reseptif
Belajar
Reseptif adalah siswa mendengar, memperhatikan, mengamati dan mengkaji. Jadi
belajar reseptif adalah usaha untuk menerima informasi, mengelolah informasi
dengan mengkaji informasi ang disampaikan atau informasi yang diterima.
2. Belajar
Penemuan
Belajar
Penemuan adalah cara belajar siswa dengan mengetahui materi pelajaran dengan
menemukan sesuatu yang dipelajari dengan dasar materiyang ada. Jadi siswa dapat
mengetahui materi dengan mengembagkan daya pikirnya(psikologi kognitifnya)
3. Belajar
Hafalan
Belajar
Hafalan adalah belajar dengan cara menghafal tanpa mengerti makna yang
terkandung di dalamnya.
4. Belajar
Penuh Arti
Belajar Penuh Arti adalah belajar dengan
menemukan arti baru dalam belajarnya. Peemerolehan arti baru menjadi legkap
jika siswa mnggabungkan arti baru dengan skema yang dimiliki. Jadi Belajar
Penuh arti ada hubungannya dengan Schema.
c. Kontruktivism
Kontruktivism adalah pendekatan belajar
yang tumbuh dari pengetahuannya sendiri yang diperoleh dari pengalamannya
sendiri.
2.2 Model Pemrosesan
Informasi
a. Sensory Register
“Sensory Register adalah komponen
pertama dari system ingatan dimana informasi yang masuk bertemu. Sensory
register menerima banyak sekali informasi dari panca indera dan menahannya
dalam waktu sangat singkat tidak lebih dari dua detik[2]”.
b.
Ingatan Jangka Pendek
Ingatan
Jangka Pendek adalah suatu
proses penyimpanan memori sementara, artinya
informasi yang disimpan dipertahankan selama informasi tersebut masih
dibutuhkan. Jangka waktu ingatan sangat singkat dan akan cepat hilang jika
memikirkan hal lain.
c. Ingatan
Jangka Panjang
“Ingatan
Jangka Panjang adalah suatu
proses penyimpanan informasi yang relatif panjang(permanen). Menurut Tulving
(Slavin, 1994) Ingatan jangka panjang dibagi dalan 3 bagian yaitu : Ingatan
Episodic, Ingatan Semantic, dan Ingatan Procedural”.
a. Ingatan Episodic adalah ingatan kita
tentang pengalaman pribadi yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang.
Informasi tentang ingatan episodic ini tersimpan dalam bentuk images yang
terorganisir berdasarkan kapan dan dimana kejadian itu terjadi. Misalnya :
ingatan tentang makan malam dengan pacar kemarin di rumah makan pinggir kota
Makasar.
b. Ingatan Semantic adalah ingatan yang
berisi fakta dan generalisasi yang kita tahu, konsep, prinsip, atau
aturan-aturan dan bagaimana menggunakannya, keterampilan pemecahan masalah dan
strategi belajar. Apa yang dipelajari di kelas disimpan dalam ingatan semantic
ini. Informasi di dalam ingatan semantic diorganisir dalam bentuk rangkaian
hubungan dari ide – ide.
c. Ingatan Procedural adalah kemampuan
untuk mengingat tentang bagaimana melakukan sesuatu terutama tugas fisik. Tipe
ingatan ini tersimpan dalam seri pasangan stimulus respon. Contoh : jika anda
naik sepeda dan sepeda anda miring ke keri (stimulus) maka anda segera
menyeimbangkan diri ke kanan (respon)[3].
d. Ingat atau Lupa
1. Lupa
Lupa
terjadi karena proses mengingat dalam waktu jangka pendek sehingga menyebabkan
informasi yang diterima di syaraf otak cepat hilang. Slavin (1994) mengemukakan
bahwa lupa disebabkan oleh turut campurnya informasi oleh informasi lain
sehingga bercampur atau menyisihkan informasi itu[4].
2. Ingat
Ingat termasuk dalam kategori Ingatan
jangka panjang, sehingga ingat dapat diartikan informasi yang diperoleh dapat
bertahan dalam waktu jangka panjang dengan cara mngulang informasi yang telah
di terima tadi.
2.3 Hubungan antara Otak dan Pikiran,
Lateralisasi, Pattren matchinng.
a.
Hubungan antara otak dan pikiran
Otak merupakan serangkaian system yang
bekerja berdasarkan fungsinya. Sedangkan Pikiran itu bekerja atau
dimulai jika seseorang mempunyai minat untuk melaksanakannya.
b.
Lateralisasi
Lateralisasi
adalah system pengontrolan oleh otak yang sifatnya menyamping. Otak kanan
mengontrol gerakan tubuh sebelah kiri dan sebaliknya otak kiri mengontrol
gerakan tubuh sebelah kanan. Dulu orang percaya bahwa belahan otak kiri yaitu
pusat kontrol bahasa sebagai yang dominan, tetapi sekarang ahli psikologi
menganggap lebih penting belahan otak
kanan sebagai pengontrol kegiatan penglihatan dan ruang[5].
c.
Pencocokan Pola (Pattern Matching)
Otak
megoprasikan kerjanya dengan menggunakan pola-pola. Hart (Elliot, dkk. 2000)
menyatakan bahwa otak mendeteksi, membentuk, dan mengolaborasi pola-pola
sebagai suatu fungsi dasar, built-in, dan natural[6].
BAB.3
PENTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kesimpulan di atas dapat
disimpulkan Psikologi Kognitif adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau
mental baik normal atau abnormal yang berkaitan dengan kinerja otak dan
pikiran.
[1] Phye
dan Andre (Elliott, Soli Abimanyu). 2000.
Strategi Pembelajaran. Boston:
The Macrow hal : 13
[2]
Morris dalam Slavin. 1994. Strategi Pembelajaran.
Boston: The Macrow hal : 22
[3]
Tulving dalam Slavin. 1994. Educational
Psychology Theory and Practice. Boston: The Macrow hal: 33
[4] Ibid.
hal : 3
[5] Elliott
dalam Soli Abimanyu. 2000. Strategi Pembelajaran. Boston: The
Macrow hal : 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar